pengunjung ke:

austin ecommerce

Minggu, 22 Juni 2008

Abot Dhuwur Mikul Ngisor

Abot Dhuwur Mikul Ngisor.

Ada unkapan dalam filosofi jawa yang berbunyi “Abot Dhuwur Mikul Ngisor”, Ungkapan ini memang sekarang tidak populer lagi. Khususnya di kaum muda.

Secara harafiah ungkapan ini sulit di untuk diterjemahkan kedalam pengertian bahasa Indonesia. Akan tetapi makna yang tersirat dari ungkapan ini, mengacu pada besar tanggung jawab yang menjadi beban seseorang yang telah dewasa. Dalam arti jika sudah memilki keluarga, istri dan anak.

Dalam budaya kita, Lelaki memiliki kodrat sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Maka tuntutan untuk bertindak sebagai pemimpin menjadi hal yang mutlak diperlukan. Inilah arti dari ungkapan “Abot Dhuwur”.

Layaknya sebagai pemimpin, tentu ada hal2 yang harus dipersiapkan.Antara lain sikap dan budi pekerti luhur yang layak untuk di teladani, baik diteladani oleh orang lain (teman se usia) maupun kepada istri maupun anak2nya.

Yang menjadi pertanyaan. Apakah pekerti kita sudah siap ?

Sejauh mana kita menghormati keluarga sendiri ?

Sejauh mana kita mampu memelihara rumah tangga kita untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warokhmah.

Ungkapan “Mikul Ngisor” bermakna implementasi tanggung jawab dalam menjaga kelangsungan generasi penerus. Yakni tanggung jawab kepada istri dan dan anak.

Adalah menjadi tanggung jawab lelaki sebagai pemimpin rumah tangga untuk dapat memuliakan istri, dan mencerdaskan anak anaknya.

Tidak sedikit kaum lelaki gagal menjalankan tanggung jawab sebagai pemimpin rumah tangga. Karena faktor yang sepele, yakni kepincut dengan perempuan lain. Sehingga melupakan tanggung jawabnya kepada keluarga. Kalau hal ini terjadi, maka akan timbul rentetan alasan untuk menutupi segala bentuk kebohongan.

...................

Ahhhhh.kamu sekarang sudah menjadi lelaki.

Belajarlah menjadi lelaki sejati, belajarlah jadi ksatria sejati.

Hidup ini laksana gelanggang perkelahian,.

Senjatamu adalah keputusanmu.

Kemenanganmu ditentukan oleh keputusanmu.

Kemenanganmu berada pada keputusamu untuk tetap setia

kepada dirimu, setia kepada istrimu, setia kepada anak2mu.

Kesetiaan adalah Panglimamu.

Kebenaran dan kebaikan adalah nyawamu.

Dan.....jika panglimamu terkapar, tergolek kalah bertarung dan tewas

Maka kebenaran dan kebaikan akan loncat dari dalam ragamu.

Maka kau akan berjalan terseok laksana mayat hidup yang hanya punya nafsu.

Tak ada lagi yang berharga didalam diri.

Bangun wahai kesetiaan, Ayo bangun...., panglima !!!

Gunakan senjatamu.


Disarikan dari “Bende Mataram” karya Herman Prathikto.

Senin, 02 Juni 2008

Slametan selesai pelatihan Jurus Wajib Margaluyu Pusat

Pada hari Sabtu wage tanggal 31 Mei 2008, para sejawat Gerak Badan Margaluyu Pusat baru saja menyelesaikan pelatihan wajib sampai jurus 10. Slametan /syukuran atas usaha keras dalam berlatih jurus jurus wajib Margaluyu Pusat patut disyukuri. Dengan selametan sederhana yang terdiri uga rampe pala gumantung, pala kesampar dan pala kependem serta kopi pahit dan manis.
Do'a selameten dilaksanakan oleh bapak Bambang Sarkoro (sesepuh) Margaluyu Pusat Jakarta.
Tentu sudah menjadi cita-cita bersama, setelah usai pelatihan jurus2 wajib akan dilakukan resitasi Harkatan.
Tampak dalam selamaten ini Pak Morris, pak Witarsa, pak Sutisna, pak Agus, Risman dll hadir ikut memberikan semangat dalam pelatihan ini.
Insya Allah dalam pertengahan bulan Juni Margaluyu Pusat unit BRI Senayan akan diharkat.
Selamat berlatih dan Insya Allah sukses seperti yang dicita citakan