Tidak seperti biasanya pertemuan kali ini terlihat tidak seramai dibanding tahun lalu. Karena Sejawat Margaluyu Pusat berhalangan untuk hadir, dikarenakan faktor liburan panjang (long weekend) yang membuat transpotasi sulit didapat dan faktor cuaca yang ada minggu ke 3 bulan Maret 008 diguyur hujan di sepanjang pulau Jawa.
“Sausap rambut Dina kapala, Sadampal tapak dina suku, Sakotak wadi ulah disepelekeun”, adalah pesan yang disampaikan oleh sesepuh Margaluyu Pusat bapak Idit Junaidi.
Sausap rambut dina kapala:
Rambut sebagai “mahkota” adalah tanda kebesaran Allah SWT. Satu diantara organ tubuh yang tidak tidak disentuh rasa sakit, akan tetapi memiliki nilai estetika yang tinggi. Rambut bisa mewakili wujud kepribadian dan budi pekerti seseorang.
Yang lebih penting, dibawah akar rambut tersimpan potensi yang melimpah ruah sebagai penggerak gelar kenyataan usaha seseorang didalam menapak sejarah hidup.
“Sesuatu” yang ada dibawah rambut, sangat rawan tercemar. Tidak sedikit seseorang berperilaku menyimpang dari tata sosial karena dipengaruhi oleh “sesuatu” yang ada dibawah rambut sudah tercemar.
Warna rambut dari hitam kelam menjadi putih (beruban), atau hilangnya rambut, dari tebal sampai gundul.
Meski “sesuatu” yang ada dibawah rambut secara fisik adalah sama, tetapi memiliki rasa yang beda, yakni berbentu gelarnya anggan-angan atau pikiran yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat kualitas manusia berbeda satu sama lainya.
Perlu ada kekuatan yang ada didalam sini untuk mengendalikan pikiran agar perjalanan hidup diarnai dengan sejarah hidup yang baik.
Cacatnya sejarah hidup, karena pikiran, angan-angan tercemar oleh substansi nafsu, dan cacat sejarah hidup tidak bisa dikoreksi dengan cara apapun. Kemampuan seseorang hanya dapat mencegah agar cacat sejarah hidup tidak terulang kembali, dan atau tidak tenggelam pada kabut kegelapan kehidupan.
Sadampal Tapak Dina Suku
Kaki memiliki kuasa lebih dari tanggan. Kemana kaki melangkah, tangan selalu ikut serta. Kaki membawa raga kita kemanapun diri ini pergi. Tetapi kaki ini tidak akan melangkah tanpa “diperintah” oleh “sesuatu” yang ada dbawah rambut. Yaitu gelar anggan-angan atau pikiran.
Langkah kanan merupan gerak universal yang diakui diseluruh jagad sebagai wujud gerak yang menginginkan kebaikan yang ingin diperoleh.
Oleh karena itu, jadikan gerak kaki untuk mendukung perjalanan hidup memiliki sejarah hidup yang baik, dan menhindarkan diri dari segala bentuk pencemaran, yang dapat membuat sejarah hidup kita menjadi rusak.
Sakotak wadi ulah wantun disepelekeun:
Wadi adalah adalah rahasia. Sakotak wadi adalah daerah rahasia yang memiliki nilai kesucian yang tak tergantikan. Dari daerah inilah mijil kehidupan baru. Oleh karena itu jagalah agar kita memiliki masa depan. Tatanan sosial, hukum, dan banyak peraturan kehidupan mengarah pada penjagaan “sakotak wadi”, kesemua itu dimaksudkan agar memiliki “marga saluyu” (jalan yang lancar) menuju kulitas hdiup yang baik yang di ridhloi Allah SWT.
Mengabaikan daerah “sakotak wadi”, merupakan kesalahan terbesar dalam menjalani kehidupan berkualitas. Ini semua berlaku bagi siapapun. Sehingga pikiran, angan-angan tercemar untuk menutup-nutupi. Dan menjadi sumber kebohongan yang abadi. Menjadi sumber pertanyaan yang tidak kunjung selesai.
“Mampukan diri kita menjaga untuk tidak menyepelekan sakotak wadi, guna mendapatkan sebagian besar dari sekian banyak ridhlo Allah SWT ???”
“Mampukah diri kita menjaga langkah kaki, agar kita selalu berada disisi Yang Tercinta Yakni Allah SWT dan bukan mengejar yang bukan menjadi hak kita ???”