pengunjung ke:

austin ecommerce

Selasa, 25 Januari 2011

UTAK ATIK OTAK

January 24 at 11:40pm
UTAK ATIK OTAK

Tidak dapat disangkal dan sudah menjadi fakta yang tidak bisa dibantah oleh siapapun. Bahwa fakta guru besar **151 Alibasyah HS Effendi PS.GMM, menulis di Buku Panduan **151 serta Buku Selayang Pandang **151, menyatakan Eyang Andadinata LAHIR pada 6 Juni 1724, WAFAT 6 Juni 1969. Selain itu juga dinyatakan pada buku tersebut, menyebutkan usia Eyang Andadinata 394 tahun. Serta Eyang Andadinata menjadi abdi dalem / pengasuh Sultan Agung

Nilai sebuah karya tulis, apalagi berbentuk Buku pedoman, harus memenuhi persyaratan ilmiah yang harus dipertanggung jawabkan oleh penulis. Manakala sebuah karya tulis tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka hal tersebut sebagai PENYESATAN INFORMASI.

Kejanggalan dan tidak keberesan Buku Pedoman **151 dan Buku Selayang Pandang **151, ”tercium oleh keluarga besar Andadinata”. Namun demikian ketidak beresan informasi harus juga dibuktikan secara ilmiah.

Siapakah yang benar ? apakah guru besar *151 atau keluarga besar Andadinata. Mari kita analisa.

Secara Matematis bisa dihitung : [Tahun Wafat] – [Usia] = [Tahun Lahir]
Tahun kelahiran Andadinata : 1969 - 394 = 1575.
Ditulis oleh guru besar **151 : Eyang Andadinata lahir = 1724 (selisih 251 tahun).

Sultan Agung Raja Mataram ke IV memerintah dari tahun 1613 ~ 1645.
Pemerintahannya terputus karena Wafat pada tahun 1645.

Ditulis oelh guru besar **151 ”Eyang Andadinata adalah Abdi Dalem / pengasuh Sultan Agung.
Secara matematis bisa dilakukan cross cek / perbandingan sebagai berikut:
Sultan Agung Raja Mataram Wafat / meninggal dunia pada tahun 1645.
Tahun Kelahiran eyang Andadinata versi Buku Pedoman **151 tahun 1724
Tahun kelahiran Eyang Andadinata berdasarkam matematis diatas .....1575

Artinya Eyang ANDADINATA BELUM LAHIR pada saat SULTAN AGUNG MENINGGAL.
Bagaimana mungkin Andadinata yang belum lahir bisa menjadi pengasuh / abdi dalem Sultan Agung yang sudah meninggal dunia.
Sangat Jelas bahwa apa yg ditulis oleh Guru Besar **151 pada Buku Pedoman **151 dan Buku Selayang Pandang **151. TIDAK MENUNJUKAN KEBENARAN ILMIAH, justru merupakan PENYESATAN INFORMASI.

Pseudo Historic:
Sebuah Buku Panduan adalah tolok ukur yang menjadi arahan baku bagi anggota. HARUS MEMILIKI KEBENARAN ILMIAH yang harus bisa dipertanggung jawabkan kebenaranya
Seorang yang berlevel guru besar yang menulis buku ini harus mampu mempertanggung jawabkan kebenaran atas apa yg ditulis. Secara horisontal kepada warga **151, dan secara vertikal bertanggung jawab kepada Allah SWT.

Kesimpulan:
1. Buku Panduan **151 dan Buku Selayang Pandang **151 TIDAK MEMENUHI AZAS KEBENARAN ILMIAH, KORUPSI TERHADAP RIWAYAT HIDUP EYANG ANDADINATA
2. Demi ALLAH, demi RASULULLAH jangan sampai semakin banyak orang YANG DISESATKAN OLEH ISI BUKU PANDUAN ML151 DAN BUKU SELAYANG PANDANG ML151.
3. Allah SWT adalah sumber dari semua kebenaran. Oleh karena itu jangan mencatut asma Allah untuk menafiskan bukti kebenaran otentik yang kasat mata dan kasat rasa. Jika kita tidak ingin menjadi umat yang merugi.

wassalam
Barulinting

email:
Andadinata@margluyu-pusat.net

Sabtu, 15 Januari 2011

Aplikasi jurus MLP


saran & kritik harap disampaikan lewat emal :
mlpusat@margaluyu-pusat.net