pengunjung ke:

austin ecommerce

Rabu, 17 November 2010

Cerita seorang Guru Besar

Seorang guru besar yg bernama H. Alibasyah HS Effendi PS, mengaku bahwa dia adalah pewaris satu-satunya Keilmuan Margaluyu yang diturunkan oleh alm. S. Andadinata.
Dalam ceritanya yang ditulis pada buku panduan dan diktat Selayang Pandang, menyatakan bahwa Dia (Effendi) adalah murid termuda dari 8 murid lainya yg diwarisi keilmuan Suiradira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti alias Keilmuan Margaluyu.
Karena Hanya Dia (Effendi) yang diwarisi, maka murid lainya menjadi iri hati. Sehingga mereka semua mendirikan perguruan Margaluyu lainya.

Dalam buku panduan yang ditulis Dia (Efffendi), dinyatakan bahwa Keilmuan Margaluyu didirikan oleh Sultan Agung Raja Mataram pada tanggal 6 Juni 1555 (tanggal 6 bulan Juni tahun seribu limaratus lima puluh lima). Di Yogyakarta.
Pada Diktat Selayang Pandang ditulis bahwa Eyang Andadinata lahir pada 6 Juni 1724 (tanggal enam Juni seribu tujuhratus duapuluh empat). Dinyatakan pula bahwa Eyang Andadinata adal;ah Pengasuh (abdi dalem) Sultan Agung yang kemudian Sultan Agung menurunkan ilmu Suradira jayaningrat Lebur dening Pangastuti alias keilmuan Margaluyu kepada Eyang Andadinata

Masyarakat beladiri klhususnya masyarakat silat tradisional amat sangat MERAGUKAN semua cerita yang dinyatakan oleh guru besar H.Alibasyah HS Effendi PS yg bermukin di desa Tempel Kelurahan Umbul Martani kecamatan Ngemplak Sleman.
Pasal Keraguanya adalah Sangat bertentangan dengan sejarah Indonesia dan sejarah Babad Tanah Jawa.
1. Pada tahun 1555, Kerajaan Mataram Islam belum berdiri, Sultan Agung belum lahir dan kota Yogyakarta belum ada. Kota Yogyakarta baru dberdiri pada tahun 1756.

2. Eyang Andadinata dimasa pemerintahan Sultan Agung sebagai Raja Mataram 1613 ~ 1645, sangat jelas belum lahir. Jadi bagaimana mungkin orang yang belum lahir bisa mengasuh Sultan Agung yang sudah wafat di tahun 1645. Dan Bagaimana mungkin Sultan Agung yang sudah wafat bisa mengajar jurus pencak silat kepada eyang Andadinata yang baru lahir.

3. Hasil penelisikan yang diperoleh, ternayata guru besar yang bernama H. Alibasyah HS Effendi PS tidak pernah bertemu muka secara langsung dengan eyang Andadinata.
Data yg kami peroleh bahwa H. Alibasyah HS Effendi pernah berguru keilmuan Margaluyu kepada bapak Sumo Pawiro di Kota Wates kabupaten Kulonprogo. Dan H. Alibasyah HS Effendi mengakui bahwa dia belajar keilmuan Margaluyu di Wates Kulonprogo dan diwisuda oleh bapak Sumo Pawiro. Jadi jelas bahwa H. Alibasyah HS Effendi belum pernah bertemu muka dengan Eyang Andadinata.

Sudah sangat Jelas, bahwa sejarah keilmuan Margaluyu, dan sejarah pribadi eyang Andadinata telah dengan sengaja dikarang seenak udelnya serta menyimpang dari kenyataan, fakta dan kebenaran oleh guru besar yang bernama H. Alibasyah HS Effendi PS. Dan nama perguruan itu adalah Margaluyu 151.

wassalam.
Wali keluarga alm. Andadinata.

10 komentar:

Anonim mengatakan...

smoga saja kebenaran akan menjadi panglima dalam masalah ini..salam MLP.

Anonim mengatakan...

semoga saja eyang efendi gubes ML 151 menyadari kesalahannya dan berlaku sebagai seorang kesatria, memohon maaf pada keluarga pewaris margaluyu di cikuya bandung,dan ikut meluruskan sejarah yg sebenarnya,saya yakin semua ini ada hikmahnya..setiap manusia tak luput dari kesalahan,sy hny berharap pihak MLP cikuya memaafkan kesalahan eyang efendi....by komonitas bayu sejati 555 makassar,sul - sel..

Anonim mengatakan...

assalamu'alaikum,,,mohon ma'af sebelumX krn sdah brani ikut komentar,,, klo sy lihat dri hari kehari ini masalah semakin berlarut2 dan tiada kunjung habisX,,klo menurt sy ni masalah klo cman di bahas di dunia maya mungkin G'akan pernah habis,,, sy punya saran tuk MLP mungkin alangkah baikX dr MLP entah yg ad di pusat at MLP yg ad di yogyakarta langsung aja sowan ke padepokan ML 151 yg ad di yogya dan minta langsung ketemu sm guru besar ML151 minta klarifikasi langsung dr guru besarX jangan ke sekjenX,,

Amza benci wanita mengatakan...

Assalamualaikum wr. wb
yg mnjadi bodohx kenapa d KARTU TANDA WARGA tu ada yg pelajar, pegawai negri dll,pdahal d atas sndri ada tulisan GERAK BADAN PENCAK tp mngapa kock ga ada pencakx?
truz mereka yg brpndidikan kq ga ada yg tahu?
apa mereka takut??

Anonim mengatakan...

Amza...guru besar 151 Efendi memang gak pernah belajar pencak Margaluyu.

Anonim mengatakan...

hahahahha....untuk menentukan mana yg pling berhak mewarisi perguruan MARGALUYU harus di dilihat dari kemampun murid2 dan pemimpinx sebagai mana ilmu itu didapat...
gini aja bgmn klo kedua guru besar diaduh ilmux siapa yg kalah dia yg berhak menjadi pewaris...ini solusi seorang kesatria yg harus ditempuh...apa mereka kesatria...????cobalah baku adu ilmu..gmn,,,????salam BLACK panther

Asryn mokodompit mengatakan...

Sy bingung yg mna hrus sy percayai?
Sy dari warga ML 151 mohon yakinkan hati sya agar memilih yang benar.

Anonim mengatakan...

Kenapa ga bersatu saja .... hehehe .... sama sama berjuang untuk NKRI sama sama berjuang untuk agama .... sama sama berjuang untuk kesejahteraan bersama seperti yang diajarkan oleh perguruan kedua belah pihak
^_^

Muhammad mengatakan...

Salam dari kami RUMASA DUKUH PAKIS

Anonim mengatakan...

Salam 151, saudara jgn bimbang, yg anda percaya adalah perkataanx eyang s efendi. Apa anda tahu yg diisikan waktu kita wisuda dasar dulu. Itulah kalimat tauhid zat yg tunggal.. silakan kelola itu dan jgn byk tanya pd yg tak mumpuni agar nnti anda berbahagia dunia akhirat. Aamiin salam dari kolaka sulawesi tenggara kampung mekongga. Ingat pak Apris sbg ketua ml 151 kab. Kolaka.